Ada Cerita

Namaku neila aku mahasiswa perguruan tinggi di yogyakarta aku punya pacar namanya nicko. Dia baik bahkan sangat baik. Awal ketemu dengan nicko secara tidak sengaja. Awalnya aku dan keluargaku liburan di sebuah tempat wisata di yogyakarta tak lama aku sampai di tempat wisata tersebut aku dan keluarga meluangkan waktu untuk makan siang dan akulah yang disuruh memesan makanan dan minumannya, aku membawakan minumannya dan adikku yang membawakan makanannya. Dan tak ku sangka, aku tersandung dan minuman yang aku pesan tadi tumpah ke baju seorang cowok berhidung mancung, tinggi, berkulit putih dan heeemmm ganteng haha.. Ya dia nicko. Spontan minuman yang tumpah ke baju cowok mancung itu ku lap dengan tisu yang ada di sakuku, sambil meminta maaf.
“maaf, maaf aku nggak sengaja” kataku sambil membersihkan bajunya
“ia, nggak papa kok” katanya sambil membersihkan bajunya yang terkena tumpahan minumanku
“biar nanti aku belikan baju buat kamu yah, yang itu kotor” jelasku (jelas kotor dianya pakai baju putih sedangkan minuman yang tadi aku pesan adalah kopi)
“udah nggak papa, lagian ini cuma sedikit kok ” jawabnya
“ya udah sekali lagi aku minta maaf yah” jawabku dengan muka bersalah
Di rumah
Kebetulan jam kuliahku hari ini sore jadi kemungkinan akan pulang agak malam, kadang sampai rumah pun larut malam, hingga adik, mamah, papahku sudah tidur lelap. Untung setiap aku kuliah tak lupa kubawa kunci cadangan pintu depan, agar tak mengganggu mereka tidur.
Sampai kamar kurebahkan badanku yang duduk di kursi berjam-jam ini dengan materi-materi yang cukup menguras otak. Tiba-tiba ku teringat dengan cowok itu, yaaa cowok yang ada di restoran itu, “dia siapa?” pikirku. “ah ngapain juga aku mikirin dia” dalam hati
Pagi hari
Kebetulan hari ini hari minggu jadi adikku mengajakku untuk jogging di sekitar kompleks. (padahal sih males)
Tapi nggak apa apa juga sih biar sehat. Aku dan adikku pun berkeliling di sekitar kompleks perumahan kami, agak lama berkeliling adikku meminta agar berhenti sejenak di pinggiran jalan.
“ka, bawa air minum nggak ade haus nih” rintihnya
“astaga kakak lupa de, ya udah kita beli aja yah, tapi kaka nggak bawa uang de, kamu bawa nggak?”
“nggak lah kak, kirain saya kakak yang bawa uang jadi ade nggak bawa” terangnya
“terus gimana? Tanyaku pada adikku
Tiba-tiba ada yang menyodorkan botol minuman untukku, spontan aku lihat mukanya. Dan ternyata cowok yang tak sengaja ketumpahan minumanku minggu lalu pas liburan.
“ini airnya, ternyata kamu tinggal juga di kompleks ini” tanya cowok berhidung mancung itu
“hemm, iya” sambil gugup
“ya udah minum dulu gih adik kamu udah kehausan tuh” kata cowok itu sambil melirik ke arah adikku, ku minum air itu sambil sesekali ku lirik cowok yang di sampingku
Lama berdiam-diaman ku mulai pembicaraan
“hem kamu juga tinggal di kompleks ini?”
“iya aku baru pindah dari solo 2 minggu yang lalu” terangnya
“pantas, baru sekali ini aku ngelihat kamu jogging pagi di kompleks ini” beritahuku
“nggak salah tuh? Aku jongging setiap pagi di di sini dan sebalik nya aku malah baru lihat kamu sekarang” ledeknya
“hehe iya sih, aku jarang jogging pagi di kompleks ini” sambil senyum nggak jelas
“oia nama kamu siapa? Namaku nicko riguna” sambil menjabat tangannya ke depanku
“neila aulia” jawabku gemeteran
“kamu kuliah atau udah kerja?”
“aku masih kuliah, di universitas yogyakarta” (hanya keterangan), kamu sendiri?”
“kok sama aku juga kuliah disitu, kamu jam kuliahnya pagi, siang, sore…?”
“aku sore” sambil memotong pembicaraan nicko yang cukup detail itu
“bagaimana kalau kita berangkat ke kampus bareng” ajaknya
“ahh, nggak usah aku bisa naik angkot nanti” tolakku
“nggak papa, dari pada aku berangkat sendiri, terus kamu ngabis-ngabisin uang kan mending kita bareng berangkat nya” jelasnya
“hmmm, ya udah deh” jawabku
“okeh nanti sore aku tunggu di taman yah?” sambil melanjutkan joggingnya
“okeh”
Dan sejak itulah aku lumayan dekat dengan nicko, mulai dari berangkat dan pulang kuliah bareng sampai ngerjain makalah dari dosen pun kita bareng
Kurang lebih 2 bulan kita bersama nicko mengajakku ke taman bunga di kota, dengan menunggangi motor. Tak lama kita pun sampai di taman bunga. Aku pun turun, dan baru selangkah ku ke arah taman bunga nicko menarik tanganku
“hei neila, boleh aku ngomong sesuatu di taman bungan ini” spontan ku jawab
“mau ngomong apa?” tanyaku sambil memandangi taman bunga yang luas nan indah itu
“hei, liat aku sebentar” dia menarik aku daaan?
“aku mau kita jadian” sambil memandangi mataku
“apaan sih” sambil berbalik badan dan melepaskan tangan nicko yang menggenggam tanganku
“apa aku salah ngomong gitu, apa kamu sudah punya pacar?” tanyanya padaku
“apa kamu bener-bener ngomong itu?” tanyaku penasaran
“ialah ngapain aku ngomong gitu kalo cuma bercanda, oke sekali lagi aku tanya apakah kamu mau jadi pacarku?” jelasnya keras
Ku berbalik badan dan kujawab “okeh, aku terima” nggak nyangka dia langsung loncat-loncat kegirangan mendengar jawabanku
“makasih, makasih neila aku udah lama mau ngomongin ini sama kamu, tapi ternyata ini waktu yang tepat dan kamu menerimaku” terangnya sambil menangis kecil
Kita pun pulang dengan rasa senang di masing-masing hati, dan tidak terasa umur jadianku dengan nicko sudah berjalan satu tahun tapi akhir-akhir ini nicko jarang ngehubungi aku, ngajak aku jalan pun tidak. Biasanya dalam seminggu mungkin bisa tiga sampai empat kali kita jalan tapi 2 bulan terakhir dia berbeda. Bahkan biasanya berangkat kuliah bareng pun sekarang udah nggak. Jika kutanya jawabnya “aku ada presentasi setengah jam lagi di kampus maaf yah” itu saja jawabannya! “bosen ya”
Singkat cerita waktu itu aku pulang kampus dan menunggu angkutan kota di terminal. (kebetulan kampusku dekat dengan terminal). Dan tak lama menunggu angkot, angkot yang kutunggu datang juga, belum sempat ku masuk ke angkot aku lihat nicko membocengi seorang wanita dengan mesranya di depan mataku, spontan aku kaget dan ku teriak memanggil nicko
“nicko, nicko, tunggu!” sambil berteriak
Nicko pun berhenti dan cewek itu turun, langsung kutanya dia
“siapa cewek ini” tanyaku panas
“dia, dia” gugup
“jadi ini yang kamu lakuin di belakang aku nicko?, tega kamu, kamu kejam” langsung kutampar dia dan berlari. Sambil kutahan perih ini, tangis ini, sungguh aku tak percaya dengan kenyataan ini
Nicko pun berteriak memanggilku “neila, aku bisa jelasin semuanya ini nggak seperti yang kamu lihat, neila neila”
Sejak saat itulah aku tak menghubungi niko lagi, hanya saja nicko masih mengirimkan pesan singkatnya hanya saja tak ku balas. Kurang lebih 1 minggu tak ku balas sms atau telepon dari nicko, ingin ku angkat telepon itu tapi hati ini nggak sanggup dengar suara dia
“ya allah tabahkan hambamu”
Dan sore itu ku berangkat ke kampus seperti biasa di depan kompleks, dan ku bertemu dengan nicko dia menghampiriku aku pun pergi
“neila, aku mohon dengarkan penjelasanku kamu nggak bisa kaya gini terus tanpa mendengarkan penjelasanku” teriaknya
“sudah tak perlu kau jelaskan, itu sudah jelas” ucapku pada nicko
“dia bukan siapa-siapa neil, dia adikku”
Tapi sayangnya saat nicko ngomong itu adiknya, aku sudah berada dalam angkot yang menuju ke kampus.
Singkat cerita
Malamnya setelah pulang kuliah ku sms nicko “aku pikir hubungan kita cukup sampai disini, aku terlalu terluka” pesanku pada nya. Dan sms telah terkirim ku matikan handphoneku. Dengan tujuan agar nicko tak meneleponku. Tepat pukul 19.00 wib nicko ke rumahku, aku tau itu karena sebelum dia berbincang-bincang dengan mamahku ku dengar suara motor nicko di depan rumah dan kulihat dibalik jendela ternyata benar itu nicko. Dan telah terlebih dahuluku kuberitahu mamah.
“jika dia nyariin neila bilang aja neila udah tidur ya mah” mamah sempat menanyakan kenapa? Langsung ku jawab
“udah bilang aja kaya gitu ya mah” dan langsung kuberlari kembali ke kamar
Depan rumah
“malam tante neila nya ada?” tanya cowok tinggi itu ke mamahku
“eh nak nicko, wah kebetulan tadi tante lihat dia udah tidur nak, emang ada perlu apa? Barangkali nanti kalo neila udah bangun tante sampaikan”
“oh gitu yah tante, ya udah mungkin nanti aja ketemu neilanya, saya pamit tante. Marii tan”
“ia nak,” langsung mamah menutup pintu itu
Paginya kuaktifkan ponselku ternyata ada dua pesan dari nicko yang isinya tentang penjelasannya
“neila, semoga kamu membaca sms dariku, aku tau kamu sakit kamu kecewa denganku. Bahkan aku lebih sakit telah kau putuskan begitu saja tanpa mendengarkan penjelasanku soal sore itu, itu nggak seperti yang kamu lihat neila, dia itu adikku. Tolong neil cabut keputusan kamu untuk memutuskanku, percayalah padaku aku tak mungkin jalan dengan cewek lain. Aku memang sedang sibuk akhir-akhir ini karena banyak sekali tugas yang harus kukerjakan untuk wisuda nanti dan maaf aku jarang ngehubungi kamu karena kesibukanku. Sekali lagi maaf neila” itu isi pesan dari niko
Tak lama selesai kubaca sms itu nicko meneleponku
“neila, maafin aku ya ini semua bisa kujelaskan kamu hanya salah faham denganku” kudengar suaranya memang agak serak “aku janji nggak bakalan nyakitin kamu lagi” jelasnya
“apa sms itu benar? Dia adikmu bukan selingkuhanmu”
“astagfirullah nggak pernah aku selingkuhin kamu neila aku sayang kamu aku nggak mungkin tega nglakuin itu, kalau kamu belum percaya juga, bagaimana kalau nanti sore kita ketemuan di tempat biasa?” terangnya dan langsung ku tutup telepon itu
Dan sampainya di taman bunga nicko sudah menunggu dengan cewek yang kemarin sore di boncengnya
“neila?” kagetnya
“ini adikku neil, dia memang baru-baruan pindah kesini baru seminggu lalu dia pindah” jelasnya
“kak, aku bisa jelasin kok semua ini, maafin aku kak. Waktu kemarin sore itu aku habis ke toko buku dan kebetulan pas aku mau nyari angkot kak nicko lewat, jadi saya pikir lebih baik pulang bareng dengan kak nicko” terangnya
“kita memang dekat neila, kadang kami suka jalan bareng layaknya seorang pacar, tapi kita berdua hanya sebatas kaka dan ade nggak lebih tolong kamu mengerti maksudku neil” penjelasannya tentang kedekatan dia dan adiknya sambil memegang tanganku
“kamu mau maafin aku?” lirihnya
“ia, maafin aku juga yah nick aku udah terlalu cemburu, aku udah salah faham sama kamu” tangisku
“udah nggak papa” sambil memelukku
3 bulan setelah kejadian itu
Aku dan nicko pun wisuda, dan bekerja di kantor yang sama baru beberapa bulan ku bekerja ternyata ada yang meyukaiku namanya reza. Dia sempat menembakku beberapa kali tapi selalu kutolak dengan alasan aku masih mempunyai nicko. Nicko pun mulai tau tentang reza yang menyukaiku, dan dia mulai tau bahwa reza beberapa kali berusaha menembakku tapi dia hanya diam.
Malam itu ku kirimkan sms ke nicko untuk menjemputku, kebetulan nicko tidak berangkat kerja katanya sih kesiangan.
“sayang bisa jemput aku nggak?”
“maaf sayang, motorku di bawa papa jadi nggak bisa jemput kamu”
“ya udah nggak papa” balasku
Ternyata reza mengajakku pulang bareng ya aku terima karena memang sudah larut malam dan tak ada yang menjemputku, dan di kantor pun sudah sepi. Hanya ada septi yang masih mengetik.
Malam itu aku pun pulang dengan reza di tengah perjalanan ternyata reza mengajakku untuk makan malam di restoran, aku mengiakan saja ajakannya. Dan pas aku duduk makan malam ternyata nicko datang dan langsung memukul reza
“beuuuggg” pukul nicko
“nicko, nicko, kamu apa-apain sih, ngapain kamu disini?” sambil memisahkan mereka berdua
“itu nggak penting! Jadi ini, ini yang kamu lakuin di belakang aku neila, berkencan dengan cowok ini?” kesalnya
“dengarkan dulu penjelasanku nicko”
“sudah! Aku udah muak dengan kalian” dia langsung pergi
Sampainya di rumah aku merasa bersalah dengan nicko, seharusnya aku tidak makan malam dengan reza malam ini.
Ku hubungi nicko, tapi nggak aktif “ya allah kemana dia”
Paginya kukerumahnya kata mamahnya dia pergi tak tau kemana, akhir-akhir ini juga aku tak melihatnya di kantor setelah kejadian itu.
“kemana kamu nicko” cemasku
Dan yang kuherankan setelah kejadian itu, siapa yang memberitahu nicko jika aku diajak pulang sama reza.
Setelah ku ingat-ingat “oh iya septi, pasti dia yang memberitahukannya memang dia tidak suka denganku, karena dia suka dengan niko pasti ini rencana dia buat misahin aku dengan nicko. (pikirku)
Pas sampai di kantor langsung ku tuju ruangan septi, dan kugebrag meja septi.
“septi. Pasti kamu kan yang bilang ke nicko kalau aku di ajak pulang sama reza
“terus kenapa, di putusin ya? Emang kamu udah nggak setia lagi kan dengan nicko, mending nicko buat aku aja” sambil senyum ketus
Pas mau kutampar, tanganku terhenti. Ternyata reza
“neila, apa-apaan kamu ini, sudah lebih baik kamu cepat cari nicko dan menjelaskan yang sebenarnya, biar nanti septi aku yang urus.” jelasnya
“ya sudah, awas kamu sep” ketusku
Hingga seharian ku cari nicko, tak juga bertemu. Akirnya kuputuskan untuk pulang
“ku ambil handphoneku, dan ku lempar tasku. Ternyata ternyata tak ada satu pesan pun dari nicko” dengan muka murung
“aku carger dulu lah” ku cas dan ku matikan handphoneku. Dan aku bergegas mandi dan langsung tidur.
Tepat jam 8 pagi ku terbangun, dan ku aktifkan ponselku ternyata mamahnya nicko mengirimkan sms padaku “nak neila, nicko sedang dirawat di rs sekarang, nak ibu mohon ke rumah sakit, nicko butuh kamu” smsnya.
Spontan aku kaget dan langsung ku bergegas mandi untuk segera ke rumah sakit menjenguk nicko.
Dan sampainya di rumah sakit aku terdiam bisu, dia berbaring lemas di depanku. Air mata ini tak terbendung lagi, “ya allah nicko, kenapa kamu nicko?”
Tante menarikku “nicko koma nak neila, yang sabar ya nak. Waktu dia masih sadar, ibu sempat meneleponmu tapi handphonemu tidak aktif, itu juga amanat dari nicko sewaktu dia masih sadar untuk meneleponmu, dan dia juga minta maaf, karena tak menghubungimu karena handphone yang dia bawa terampok, dia mencoba melawan perampok itu tapi naas pisau yang di pegang perampok itu mengenai perut nicko, itu juga menurut para saksi, ini surat dari nicko baca dulu suratnya nak”
Ingat dulu waktu aku belajar mencintaimu, menyibukkan hari-hari bersamamu. Berusaha membuatmu nyaman dan peka, coba ingat dulu siapa orang pertama yang membuatmu tertawa lepas? Kau jawab itu aku, tapi! Ternyata kenyataan tak berpihak kepadaku, kamu mencintai orang lain bukan aku! . Ku baca surat itu dengan
Tetesan air mata. “maafkan aku nicko, maafkan aku!”
Setelah ku baca surat itu, akhirnya kuputuskan untuk merawat nicko sampai dia sembuh. Hingga tak jarang aku tertidur di samping nicko. Seminggu lamanya nicko berbaring lemas di tempat tidur ini akhirnya nicko sadar
“haa nicko, akhirnya kamu sadar juga, tante tante nicko sadar tante!” teriakku kesenangan
“kamu siapa?” tanya niko padaku
“aku neila, pacar kamu” jawabku
(tante datang)
“ya allah nicko, akhirnya kamu sudah sadar juga nak?”
“mah, dia siapa?” tanya niko pada mamahnya
“dia neila nak, pacar kamu!” terang tante
“dia bukan neila, aku tak kenal dengan dia mah” rintihnya
“nicko, apakah kamu benar-benar lupa dan tak ingat aku?, aku neila pacar kamu nicko” tangisku
(dokter masuk)
“dokter ada apa dengan anak saya dok, kenapa dia tak ingat pacarnya?” tanya tante pada seorang dokter yang menangani nicko
“menurut pemeriksaan saya bu anak anda, mengalami amnesia, tapi ini hanya sementara, hanya sampai dia benar-benar pulih”
Aku pun langsung keluar dari kamar rawat nicko, dengan hati yang harus menerima kenyataan bahwa nicko lupa denganku dan tak ingat aku.
2 minggu kemudian
Nicko diperbolehkan oleh dokter untuk pulang dari rumah sakit dan sengaja ku ambil cuti untuk merawat nicko
Jika ku tanya nicko, “apa kamu masih lupa denganku, aku pacarmu nick,” dia selalu marah dan dia anggap aku bukan pacarnya yaitu neila.
Semenjak dia pulang dari rumah sakit, dia selalu membentakku dan dia bilang kalau aku bukan neila “kamu bukan neila, pergi kamu” begitulah kata-kata yang keluar dari mulut nicko setiap kali kuajak pergi. Mungkin ini salahku, salahku atas kejadian 2 minggu lalu.
Tak terasa sudah 1 bulan ku merawat nicko, dan cuti kerjaku sudah akan habis aku pun harus mulai bekerja kembali. Tapi tetap, setiap pulang kerja ku selalu jenguk nicko di rumahnya.
“kamu udah mendingan nicko, ini aku bawakan makanan kesukaanmu dimakan yah?, atau mau nggak aku suapin?”
“sudah nggak usah nanti aku makan sendiri, taruh aja di meja ” bentaknya
“ya udah, kalau begitu aku pulang dulu yah” (tanpa jawaban apapun dari nicko)
Di kamar
Seminggu lagi aku ulang tahun, apa nicko juga akan lupa dengan ulang tahunku” pikirku sambil tiduran dan tertidur
(sehari sebelum ultahku)
Handphone ku bergetar “drtdrtdrtdrt”
Ternyata nicko mengirim pesan padaku. “hay, maukah nanti malam kau mengantarku ke toko buku, ada buku yang ingin ku beli disana, aku harap kamu bisa” dan langsung ku balas “iya” singkat
Kami pun berangkat, tapi anehnya ini bukan arah ketoko buku melainkan ke taman bunga. Tapi aku hanya diam ku pikir mungkin dia mau ke rumah temannya dulu sebelum ketoko buku. Motor pun berhenti
“kok kita berhenti di taman bunga?” tanyaku heran
“neila, bolehkah aku ngomong sesuatu di taman bunga ini”
Astaga aku kaget itu kata-kata yang diucapkan nicko waktu dia nembak aku dan tepat di taman bunga ini
“apakah ini mimpi kamu mengucapkan itu? Kata-kata itu, apa kamu sudah ingat semuanya nicko?” tanyaku
“ini nyata sayang, aku nggak mungkin lupa sama kamu neila, apalagi dengan tempat ini!” jelasnya
“hemm nicko” tersipu
“neila, happy birthday, aku sayang kamu (sambil ku dipeluknya)
“sebentar, jadi apakah kamu?” (ku lepaskan pelukkannya)
“iya, aku yang merekayasa semuanya maafin aku ya, aku hanya pengen tau apakah kamu masih sayang sama aku setelah kejadian itu? Dan mau merawat aku? Ternyata kamu sungguh perempuan yang sabar dan setia (neila kaget tak percaya).
“ih kamu itu nggak ada kerjaan deh, ngerjain aku pake bentak bentak lagi bisa-bisa aku jantungan tau” (sambil senyum sinis)
“hehe maaf deh kan biar surprise, ini jugakan buat kamu sayangku neila” (sambil mengacak-acak rambutku)
“ih iseng deh” sambil ku tarik hidung mancung nya”
End
Cerpen Karangan: Yanti Riyanti
Facebook: Yantii Riyanti

No comments:

Post a Comment