Cintaku Padamu Irene

Pagi itu Ayah mengajakku pergi ke rumah seorang rekan kerjanya, ku juga heran padahal jika ayah pergi kemana mana tak pernah mengajaku.
“Koko (nama panggilan ayah padaku) sekarang kamu siap-siap, ayah mau ajak kamu ke rumah temen kerja ayah” ucapnya
Aku terbengong loh tumben-tumbenan ayah mengajakku untuk pergi dalam hatiku “emang ada apa yah? Tumben ayah ngajak aku pergi bareng” Ucapku.
Sambil merapihkan bajunya ayah menjawab “sudah kamu sekarang mandi terus kamu pakai pakaian yang rapi, pakai kemeja yang kemarin ayah beliin ok nak” aku hanya bisa menganggukan kepala, dan rasa penasaranku yang dalam membuatku tak menentu, tak tau lah kenapa.
Aku segera bergegas mandi dan berdandan layaknya orang mau keondangan. Aku segera keluar dari kamarku nyamperin ayah yang sudah siap nyalain mobilnya tuk segera pergi.
“yah aku sudah siap nih, memang kita mau kemana sih yah? aku jadi penasaran” ujarku.
Ayah hanya bisa tersenyum penuh kebanggaan, “sudah jangan penasaran nanti juga kamu tau, sudah pamitan sama mama belum?” tanya ayah.
“oh iya sampai lupa sama mama buat pamitan saking penasarannya, bentar ya yah ku pamit sama mama dulu” ucapku.
Dengan langkah kaki yang agak cepat ku samperin mama yang tengah baca novol di ruang tamu “mama aku pamit dulu ya, aku mau pergi sama ayah” kataku, dengan wajah yang agak kaget mama langsung menatapku.
“mau pergi kmana kamu red, tumben barengan sama ayah, biasanya gak gitu” ucap mama, aku langsung ambil tangan mama dan ku cium. Sebari pergi nyamperin ayah “gak tau mah aku juga, ayah gak bilng tuh, mah ku pergi dulu ya dah mamah” pamitku pada mama.
Aku langsung masuk mobil dan ayah bergegas tancap gas.
Beberapa menit setelah mobil masuk jalan raya, ku bertanya pada ayah “yah memang kita mau kemana sih kok hari ini ayah aneh deh” tanyaku,
“sudah nanti juga kamu pasti tau lah, ayah mau ke budi asih saja kok”
“hemmmzz, iya iya” ku hanya bisa mengganggukan kepla saja walau hati penuh dengan penasaran.
Beberapa puluh menit kemudian sampailah ke tempat tujuan ayah, rumah no 14 blok 5. Oh jadi ini ya rumahnya ujarku dalam hati, mobil ayah langsung masuk dan di parkir di halaman depan rumah tersebut. Terlihat seorang laki-laki sepantaran ayah terus seorang wanita yang umurnya kira-kira sama dengan umur mama dan seorang gadis cantik matanya sipit uuuhh cantik banget.
“hey red ayo turun kita sudah nyampe ni ayo turun” ajak ayah
“iya yah” kataku sambil memandangin gadis itu.
Aku sama ayah langsung disambut baik oleh keluarga teman ayah tersebut, kami saling bejabat tangan dengan mereka dan langsung dipersilahkan masuk ke ruang keluarga. Setelah beberapa lama kami berbincang, sekarang aku tau maksud ayah mengajaku kemari apa alasanya. Ayah ingin menjodohkan aku dengan si gadis dari keluarga tersebut namanya irene patrysia, keturunan tionghoa, hati deg degan tak karuan saat ayah dan teman nya beserta istri temannya itu meninggalkan aku berdua dengan si gadis cantik irene tersebut. Aku hanya bisa senyam senyum penuh malu saat berduaan di ruang keluarga tersebut. Beberapa saat aku dan irene hanya bisa terdiam hanya bisa senyam senyum gak jelas dan penuh rasa malu, maklum lah namaya juga baru kenal.
Dengan perasaan was was aku kepaksa berkata duluan, takut membuat irene BT.
“mmmm iren ma ma ma masih kuliah hehe?” tanyaku smbil tersenyum.
Dengan senyum di bibirnya yang merah manis merona iren langsung menjawab pertanyaanku “masih, mmm koko sendiri gimana?” ucapnya, wwwaaahh suaranya indah banget aku bahagia gak karuan, dari situ eeemm kira-kira sejam lah lamanya aku dan irene berbincang2 sampai ku mendapatkan no handponenya, bahagia gak karuan sekali hatiku saat itu.
Setelah puas ku berbincang degan iren ayah datang bersama temannya namanya pak henhen dan istrinya bu alisia. Ayah langsung mengajaku pulang dan kami bergegas pamitan pada keluarga trsebut. Kami keluar rumah. Irene berjalan di sampingku
“irene ku pulang dulu ya nanti malam ku bisa telfon kamu?”
Dia langsung mengambil tanganku dan menciumnya, waaahhh makin deg degan saja aku gemeteran huhh…!!! “hati-hati ya koko, nanti kalau sudah sampai di rumah kalau mau telfon, telfon saja, tak perlu menunggu malam ya” kata irene sambil menatap wajahku dengan senyuman manisnya, aku makin gak karuan saja.
Aku dan ayah bergegas naik ke mobil dan pak hen hen beserta bu alisia dan iren melambaikan tangannya padaku dan ayah yang sudah di mobil. Beberapa saat setelah mobil berjalan ku langsung tertawa pada ayah “hahahaha ayaaahhhku tersayang aku bahagia banget hari ini” ucapku pada ayah.
“cantik gak si irene? Heh sebenarnya ayah sudah sejak lama mau kenalkan kamu sama gadis itu” kata ayah.
“kenapa gak dari dulu yah, aku suka banget sama gadis itu cantik, baik, ramah, sopan aaahhkk pokoknya dia punya segalanya yah” kataku.
Ayah hanya tersenyum saja, dan setelah beberapa saat lamanya di perjalanan kamu sampai juga di rumah, aku langsung salaman sama ibu dan langsung masuk ke kamarku, ku telfon irene dan dia langsung mengangkt telfonku, bahagianya aku, sampai saat ini aku dan irene pacaran dan setelah lulus kuliah nanti ku dan irene berencana tuk langsung menikah.
Keluargaku dan keluarganya sangat mendukung dan menyetujui kami hahahah BAHAGIA SEKALI
Sekian
Cerpen Karangan: Redik Maheztrien
Facebook: http://facebook.com/redie.beloved.irene
Bandung, indonesia

No comments:

Post a Comment