Dogol adalah anak semata wayang dari pasangan ibu tuti yang hanya
sebagai ibu rumah tangga dan bapak rahmat hanya seorang petani. sebenar
nya dia adalah anak yang pandai hanya saja dia malas, pak rahmat
berusaha bersusah payah untuk membiayakan anak nya agar dapat bersekolah
ke jenjang yang lebih tinggi, namun si dogol hanya memilih untuk putus
di jenjang SMK saja.
Si dogol selalu disuruh oleh ayah nya untuk bergegas mencari kerja
karena hanya luntang lantung tidak jelas di rumah nya hanya hal itu yang
ia lakukan di setiap hari nya, si ayah nya pun mulai bosan untuk
menasehati dogol karena tak kunjung juga sadar untuk mencari kerja.
“dogol coba dong kamu cari kerja nak untuk mebantu ayah agar tidak
terlalu berat untuk membeli biaya makan setiap hari nya apalagi ayah kan
udah tua nak” suruh sang ayah, “ah males lah pak mending dogol tidur
dogol capek pak kalo dogol harus kerja, sekolah aja capek pak apalagi
kerja” jawab dogol dengan nada tinggi, dogol pun bergegas untuk menuju
kasur tercinta nya dan kembali lah dia tidur tanpa menghiraukan apa yang
di katakan ayah nya tadi, sedangkan sang ayah kembali menggelengkan
kepala nya untuk kesekian kali nya seolah tidak percaya kalau si anak
tunggal nya itu tidak pernah mendengar kan nasehat orang tua nya sekali
pun, dan menuju lah pak rahmat ke tempat biasa ia mencari nafkah.
Suatu ketika pada saat pak rahmat menuju ke sawah untuk seperti
biasa, di perjalanan menyebrang jalan raya untuk ke sawah ada sebuah
mobil melaju sangat kencang dan pak rahmat pun tidak menyadari nya dan
akhir nya terserempet lah pak rahmat hingga terjungkal ke pinggiran
jalan raya pengemudi mobil sedikit membanting stir nya karena mungkin
kaget melihat pak rahmat yang datang tiba tiba itu, pengemudi pun
langsung melarikan diri untuk menghindar dari amukan warga setempat,
beberapa orang warga yang melihat kejadian tersebut sempat meneriakkan
mobil tersebut bermaksud agar bertanggung jawab atas perbuatan nya,
namun apalah daya mobil pun semakin jauh tidak terkejar. dan akhir nya
pak rahmat pun di antar warga untuk pulang ke rumah nya dengan cara di
gendong karena kaki nya yang patah karena terkilir tadi, dan sesampi nya
di rumah pak rahmat beliau langsung di rebah kan di bale dalam rumah
nya, dan salah seorang warga menuju rumah nya pak H.gopli, dia adalah
tabib spesialis patah tulang di kampung itu, pada saat si dogol
terbangun dari tidur nya dia terkejut melihat beberapa tetangga yang
berada di depan bale dalam rumah nya, ketika si dogol mengetahui nya
bahwa kaki sang ayah nya patah dan di bilang pak tabib tadi bahwa sang
ayah nya sudah tidak bisa berjalan lagi, si dogol pun kaget dan menangis
di depan ayah nya.
Setelah kejadian tersebut dogol pun selalu termenung di depan rumah
nya, suatu ketika dia termenung dan ibu nya dogol pun menghampiri dia,
seraya ia berkata untuk memberikan nasehat kepada dogol, “sudah jangan
pernah kamu sesali yang sudah terjadi nak, sebanyak apapun air mata yang
kamu keluarkan untuk menyesali hal yang telah terjadi gak akan pernah
berarti, karena waktu gak akan pernah berputar kebelakan nak, nah mulai
sekarang kamu harus mencari kerja untuk meringan kan beban ibu” kata
sang ibu, “ia bu dogol menyesal gak pernah denger nasehat ayah jadi nya
gini deh keluarga kita semakin terpuruk” jawab dogol.
Dan akhir nya setelah kejadian tersebut dogol pun mulai berusaha
mencari kerja kesana kemari namun tak kunjung dapat, beberapa kali dogol
di panggil oleh pihak pekerjaan nya untuk menjalani tes lulus kerja
namun tak juga lulus. dan akhir nya dogol pun mulai frustasi menjalani
hidup nya.
Suatu ketika dia menuju ke sungai untuk merenungkan hidup nya dan
duduk di pinggir air terjun yang tidak terlalu tinggi itu, di sana lah
tempat masa kecil ia merenung pada saat dia bosan dengan nasehat orang
tua nya. pada saat dia duduk di batu kolar yang begitu besar dan keras
itu ia merasakan ada hal yang berbeda pada waktu dulu, dan ternyata hal
yang berbeda adalah dimana pada saat dulu dia kecil batu kolar tersebut
adalah persis berbentuk bulat seperti bola, dan pada saat ini batu kolar
tersebut berubah bentuk menjadi ada lubang, berbentuk seperti mangkuk
di atas lubang tersebut berada persis di percikan air terjun.
Si dogol pun berfikir kenapa kok batu yang begitu keras nya bisa
berubah bentuk seperti itu, setelah ia berfikir panjang dan akhir nya
entah dapat hidayah dari mana dia mendapat kan jawaban nya, “batu yang
begitu besar dan keras bisa kalah sama percikan air bila dilakukan
secara rutin dan terus menerus hingga berubah bentuk”. dan si dogol pun
berusaha mengambil hikmah nya dari kejadian tersebut bahwa jika dia
ingin menghasil kan sesuatu maka harus dilakukan dengan kerja keras dan
terus mencoba tanpa harus menyerah.
Dan setelah dogol mencoba nya dan dia pun berhasil setelah berbulan
bulan dia gagal, dan sekarang si dogol pun menjadi seorang pengusaha
kaya yang berada di ibu kota, orang tua nya pun ikut di ajak merantau ke
jakarta dan mereka pun senang dengan kerja keras anak nya hingga sukses
seperti ini.
Cerpen Karangan: Muhamad Rafael
Facebook: paketuw[-at-]yahoo.com
muhamad yunus
Facebook: paketuw[-at-]yahoo.com
muhamad yunus
No comments:
Post a Comment